Advertisemen
KabarIslam, Makkah - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sedunia menggelar silaturrahim akbar di Makkah pada Kamis (9/8) pagi. Acara yang diselenggarakan di Madrasah Shaulatiyah itu turut dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.
Bertajuk "Napak Tilas Tempat Belajar Hadaratus Syaikh KHM Asy'ari" acara tersebut dihadiri perwakilan PCINU dari 13 negara. Silaturrahim pagi tadi merupakan yang ke-15 yang rutin diadakan setiap tahun pada musim haji tiba.
Dalam sambutannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan KH. Hasyim Asy'ari merupakan tokoh mutlidimensi.
"Madrasah Shaulatiyah juga terlibat sebagai tempat KH. Hasyim Asy'ari yang kemudian kehadirannya memberikan sumbangsih, kontribusi dan pemikiran-pemikiran yang bermanfaat," ujarnya.
Ia juga mengimbau, warga NU selain menjadi orang yang shaleh harus mampu mengembangkan diri, berkreasi dan berinovasi sesuai konteks situasi dan kondisi yang dihadapi.
Sementara itu Dubes Agus Maftuh Abegebriel dalam kesempatan tersebut mengajak warga NU untuk menerima segala bentuk perbedaan. Ia juga mengungkapkan mempunyai misi untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di Arab saudi.
"Misi pertama saya adalah meningkatkan harga diri bangsa Indonesia di depan Arab Saudi," ucapnya yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Menurut Mudir Madrasah Shaulatiyah Makkah Syaikh Majid Said Mas’ud Salim, Madrasah Shaulatiyah didirikan oleh keluarga besar Ustmani dan telah melahirkan ulama-ulama yang bermanfaaat di seluruh dunia.
"Madrasah Shaulatiyah adalah azharul madrasah di tanah Hijaz," jelas Syeikh Majid.
Hal senada juga diungkapkan Ketua PCINU Arab Saudi Ir. Ahmad Fuad, menurutnya, Madrasah Shaulatiyah harus berada di berada di seluruh belahan dunia.
Sebagaimana diketahui, Madrasah Shaulatiyah pertama didirikan pada tahun 1292 Hijriyah. Madrasah ini juga merupakan Madarasah swasta pertama di Arab Saudi yang melahirkan ulama-ulama hebat seperti KH. Hasyim Asy'ari (pendiri NU) dan KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Bertajuk "Napak Tilas Tempat Belajar Hadaratus Syaikh KHM Asy'ari" acara tersebut dihadiri perwakilan PCINU dari 13 negara. Silaturrahim pagi tadi merupakan yang ke-15 yang rutin diadakan setiap tahun pada musim haji tiba.
Dalam sambutannya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan KH. Hasyim Asy'ari merupakan tokoh mutlidimensi.
"Madrasah Shaulatiyah juga terlibat sebagai tempat KH. Hasyim Asy'ari yang kemudian kehadirannya memberikan sumbangsih, kontribusi dan pemikiran-pemikiran yang bermanfaat," ujarnya.
Ia juga mengimbau, warga NU selain menjadi orang yang shaleh harus mampu mengembangkan diri, berkreasi dan berinovasi sesuai konteks situasi dan kondisi yang dihadapi.
Sementara itu Dubes Agus Maftuh Abegebriel dalam kesempatan tersebut mengajak warga NU untuk menerima segala bentuk perbedaan. Ia juga mengungkapkan mempunyai misi untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di Arab saudi.
"Misi pertama saya adalah meningkatkan harga diri bangsa Indonesia di depan Arab Saudi," ucapnya yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Menurut Mudir Madrasah Shaulatiyah Makkah Syaikh Majid Said Mas’ud Salim, Madrasah Shaulatiyah didirikan oleh keluarga besar Ustmani dan telah melahirkan ulama-ulama yang bermanfaaat di seluruh dunia.
"Madrasah Shaulatiyah adalah azharul madrasah di tanah Hijaz," jelas Syeikh Majid.
Hal senada juga diungkapkan Ketua PCINU Arab Saudi Ir. Ahmad Fuad, menurutnya, Madrasah Shaulatiyah harus berada di berada di seluruh belahan dunia.
Sebagaimana diketahui, Madrasah Shaulatiyah pertama didirikan pada tahun 1292 Hijriyah. Madrasah ini juga merupakan Madarasah swasta pertama di Arab Saudi yang melahirkan ulama-ulama hebat seperti KH. Hasyim Asy'ari (pendiri NU) dan KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).
Dalam acara ini, turut hadir pula KH. Miftakhul Akhyar ( Wakil Rais Am PBNU ), KH. Maimoen Zubair (Musytasyar PBNU), TG. H. Turmudzi (Musytasyar) [Sumber: LiputanBMI]
Advertisemen