Advertisemen
Bantul, Ahmad Kian Santang, siswa tingkat IX MTs Al-Falaah Pandak Bantul yang juga santri Pesantren Al-Imdad Bantul baru-baru ini meraih emas cabang biologi MTs pada gelaran Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Nasional di Pontianak. KSM merupakan ajang prestisius yang dibidani Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI sebagai wahana adu prestasi siswa madrasah se-Indonesia.
Kian, sapaan akrab Ahmad Kian Santang, lahir di Sleman pada 30 Juni 2002. Putra pertama pasangan Arosin Suryanto dan Ade Rokayah ini dikenal sebagai pribadi sederhana dan lugu. Namun, di balik itu Kian ternyata menyimpan prestasi yang layak dibanggakan dan wajib disyukuri. Bahkan dalam ajang KSM tersebut ia juga meraih Penghargaan The Best Overall di Mapel Biologi yang diikutinya.
"Prestasi Kian tidaklah mengherankan, karena hampir setiap kali saat saya melihatnya di pondok, ia selalu dekat dengan buku," terang Pengasuh Pesantren Al-Imdad Bantul KH Drs Habib Abdus Syakur.
Hal senada juga diutarakan Kepala Madrasah MTs Al Falaah H Ahmad Murod. Menurutnya, Kian anak yang rajin dan juga cerdas dalam mengikuti pelajaran baik di madrasah maupun di pondok. "Terbukti dia dipilih teman-temannya untuk menjadi Ketua OSIS di periode 2015-2016," terang Ahmad Murod.
Berdasarkan keterangan dari pembimbing Kian di asrama, Cholid, Kian pernah menjuarai beberapa lomba baca kitab kuning dalam ajang Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) baik tingkat Kabupaten Bantul maupun DI Yogyakarta.
"Tahun lalu, ia mendapatkan Peringkat I lomba baca kitab kuning untuk cabang Fiqh Ula dalam ajang MQK Tingkat Kabupaten Bantul di Pesantren An-Nur Ngrukem, Bantul," kata Cholid.
Cholid menambahkan, waktu itu Kian berhak mewakili Kabupaten Bantul di lomba MQK Tingkat DI Yogyakarta yang dilaksanakan di Pesantren Nurul Haromain Kulonprogo. Ia berhasil meraih Peringkat II di cabang yang sama.
Saat ditanya tentang harapannya ke depan, Kian dengan mantap mengatakan bahwa ia ingin kuliah di Jepang. "Karena Jepang adalah negara yang sangat maju di bidang teknologi. Saya berharap mampu mengambil ilmu-ilmu di sana untuk dikembangkan di negara kita," ujar Kian mantap.
Keberhasilan Kian dalam ajang KSM Tingkat Nasional 2016 di Pontianak ini mampu menepis stigma bahwa anak pondok alias santri hanya mampu berkembang di bidang ilmu agama. Kian berhasil membuktikan bahwa anak pondok juga mampu berprestasi dalam ilmu-ilmu sains. (Bramma Aji Putra/Alhafiz K)
Sumber: NU Online
Kian, sapaan akrab Ahmad Kian Santang, lahir di Sleman pada 30 Juni 2002. Putra pertama pasangan Arosin Suryanto dan Ade Rokayah ini dikenal sebagai pribadi sederhana dan lugu. Namun, di balik itu Kian ternyata menyimpan prestasi yang layak dibanggakan dan wajib disyukuri. Bahkan dalam ajang KSM tersebut ia juga meraih Penghargaan The Best Overall di Mapel Biologi yang diikutinya.
"Prestasi Kian tidaklah mengherankan, karena hampir setiap kali saat saya melihatnya di pondok, ia selalu dekat dengan buku," terang Pengasuh Pesantren Al-Imdad Bantul KH Drs Habib Abdus Syakur.
Hal senada juga diutarakan Kepala Madrasah MTs Al Falaah H Ahmad Murod. Menurutnya, Kian anak yang rajin dan juga cerdas dalam mengikuti pelajaran baik di madrasah maupun di pondok. "Terbukti dia dipilih teman-temannya untuk menjadi Ketua OSIS di periode 2015-2016," terang Ahmad Murod.
Berdasarkan keterangan dari pembimbing Kian di asrama, Cholid, Kian pernah menjuarai beberapa lomba baca kitab kuning dalam ajang Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) baik tingkat Kabupaten Bantul maupun DI Yogyakarta.
"Tahun lalu, ia mendapatkan Peringkat I lomba baca kitab kuning untuk cabang Fiqh Ula dalam ajang MQK Tingkat Kabupaten Bantul di Pesantren An-Nur Ngrukem, Bantul," kata Cholid.
Cholid menambahkan, waktu itu Kian berhak mewakili Kabupaten Bantul di lomba MQK Tingkat DI Yogyakarta yang dilaksanakan di Pesantren Nurul Haromain Kulonprogo. Ia berhasil meraih Peringkat II di cabang yang sama.
Saat ditanya tentang harapannya ke depan, Kian dengan mantap mengatakan bahwa ia ingin kuliah di Jepang. "Karena Jepang adalah negara yang sangat maju di bidang teknologi. Saya berharap mampu mengambil ilmu-ilmu di sana untuk dikembangkan di negara kita," ujar Kian mantap.
Keberhasilan Kian dalam ajang KSM Tingkat Nasional 2016 di Pontianak ini mampu menepis stigma bahwa anak pondok alias santri hanya mampu berkembang di bidang ilmu agama. Kian berhasil membuktikan bahwa anak pondok juga mampu berprestasi dalam ilmu-ilmu sains. (Bramma Aji Putra/Alhafiz K)
Sumber: NU Online
Advertisemen