Advertisemen
Pasuruan, KBAswaja - Malam ini (30/10), Syaikh Mahmud Syahadeh dan Syaikh Umar Dieb Dieb berkunjung dan memberikan muhadlarah di Pondok Pesantren Bayt al-Hikmah Pasuruan. Kunjungan yang masih dalam momen Hari Santri Nasional ini merupakan yang kedua kalinya ke PP Bayt al-Hikmah, sejak tahun 2009.
Baik Syaikh Mahmud maupun Syaikh Umar adalah pendamping setia (alm.) Syaikh Rajab Dieb, mantan penasehat Kementerian Wakaf Suriah. Tidak kurang dari puluhan kali keduanya mengiringi Syaikh Rajab ke Indonesia, dan ke beberapa negara lain, baik di Eropa, Asia, maupun Afrika. Akhir kunjungannya ke Indonesia adalah tahun 2015 lalu.
Pada sesi muhadlarah, Syaikh Umar yang mendapatkan giliran berbicara lebih awal, mengulas sekilas biografi Syaikh Rajab dan kenangan-kenangannya berkaitan dengan Islam di Tanah Air. Salah satu pesan Syaikh Rajab yang disampaikan oleh Syaikh Umar adalah agar aktif dan tidak lelah dalam berdakwah. Syaikh Rajab sendiri setiap tahun melakukan safari dakwah ke Luar Negeri dua sampai tiga kali dalam setahun, di usia beliau yang lebih dari 80 tahun. Sebagai informasi, beliau wafat pada tahun 2015 lalu di usia 87 tahun.
Adapun Syaikh Mahmud Syahadeh dalam penyampaiannya memberikan motivasi mendalam kepada ratusan santri yang hadir di Masjid Pesantren yang biasa disingkat Bayhi ini. Menyitir sebuah hadis, beliau menyatakan, bahwa para pencari ilmu adalah kelompok yang paling dicintai oleh malaikat. Malaikat menghormati para penuntut ilmu ini dengan merunduk dan meletakkan sayapnya, sebagaimana manusia melakukan penghormatan dengan mengangkat tangan. Malaikat senantiasa menyambut dan mengiringi aktivitas penuntut ilmu, sebagaimana para protokoler menyambut seorang presiden, bahkan jauh lebih dari itu.
Baik Syaikh Mahmud maupun Syaikh Umar adalah pendamping setia (alm.) Syaikh Rajab Dieb, mantan penasehat Kementerian Wakaf Suriah. Tidak kurang dari puluhan kali keduanya mengiringi Syaikh Rajab ke Indonesia, dan ke beberapa negara lain, baik di Eropa, Asia, maupun Afrika. Akhir kunjungannya ke Indonesia adalah tahun 2015 lalu.
Pada sesi muhadlarah, Syaikh Umar yang mendapatkan giliran berbicara lebih awal, mengulas sekilas biografi Syaikh Rajab dan kenangan-kenangannya berkaitan dengan Islam di Tanah Air. Salah satu pesan Syaikh Rajab yang disampaikan oleh Syaikh Umar adalah agar aktif dan tidak lelah dalam berdakwah. Syaikh Rajab sendiri setiap tahun melakukan safari dakwah ke Luar Negeri dua sampai tiga kali dalam setahun, di usia beliau yang lebih dari 80 tahun. Sebagai informasi, beliau wafat pada tahun 2015 lalu di usia 87 tahun.
Adapun Syaikh Mahmud Syahadeh dalam penyampaiannya memberikan motivasi mendalam kepada ratusan santri yang hadir di Masjid Pesantren yang biasa disingkat Bayhi ini. Menyitir sebuah hadis, beliau menyatakan, bahwa para pencari ilmu adalah kelompok yang paling dicintai oleh malaikat. Malaikat menghormati para penuntut ilmu ini dengan merunduk dan meletakkan sayapnya, sebagaimana manusia melakukan penghormatan dengan mengangkat tangan. Malaikat senantiasa menyambut dan mengiringi aktivitas penuntut ilmu, sebagaimana para protokoler menyambut seorang presiden, bahkan jauh lebih dari itu.
Karena itu para pelajar lebih mulia di sisi Allah, dari pejabat maupun pengusaha.
Pelajar merupakan sebuah status kebanggaan, yang disertai dengan amanah untuk menambah wawasan. Seorang pelajar harus menerapkan pola hidup disiplin.
Pelajar juga seharusnya menghafalkan Alquran dan hadis. Dalam hal ini yang diperlukan adalah konsistensi, bukan banyaknya jumlah. Sehingga seorang pelajar syariah mampu menopang apa yang dikatakannya dengan landasan nash yang kuat.
Syeikh Mahmud melanjutkan, bahwa ia berpesan kepada pengelola pesantren dan pendidikan, agar membuat sebuah rumusan kurikulum hadis sehari-hari.
Seorang pelajar, menurutnya, juga perlu mempunyai target dan cita-cita yang luhur. Cita-cita seorang pelajar syariah (santri) tidak boleh sama dengan umumnya pelajar atau manusia, mencari ijazah misalnya. Cita-cita seorang santri adalah menjadi da'i yang mengajak kepada Allah dan agama-Nya, sebagaimana profesi Rasulullah.
Tugas Rasulullah sebagai dai ini adalah tanggungjawab yang tidak akan berhenti sampai hari kiamat, dan yang akan mewarisi adalah para ulama dan santri. Para sahabat dan tabiin serta generasi umat Islam telah mengemban warisan Rasulullah sampai kepada kita. Dan hari ini tugas tersebut berada di tangan kita.
Kita sebagai pelajar dan santri mempunyai tanggungjawab belajar dan mengajar, setelahnya. Dai tidak terbatas pada umur, meskipun belia. Karena besarnya kedudukan santri di hadapan Allah.
Pelajar merupakan sebuah status kebanggaan, yang disertai dengan amanah untuk menambah wawasan. Seorang pelajar harus menerapkan pola hidup disiplin.
Pelajar juga seharusnya menghafalkan Alquran dan hadis. Dalam hal ini yang diperlukan adalah konsistensi, bukan banyaknya jumlah. Sehingga seorang pelajar syariah mampu menopang apa yang dikatakannya dengan landasan nash yang kuat.
Syeikh Mahmud melanjutkan, bahwa ia berpesan kepada pengelola pesantren dan pendidikan, agar membuat sebuah rumusan kurikulum hadis sehari-hari.
Seorang pelajar, menurutnya, juga perlu mempunyai target dan cita-cita yang luhur. Cita-cita seorang pelajar syariah (santri) tidak boleh sama dengan umumnya pelajar atau manusia, mencari ijazah misalnya. Cita-cita seorang santri adalah menjadi da'i yang mengajak kepada Allah dan agama-Nya, sebagaimana profesi Rasulullah.
Tugas Rasulullah sebagai dai ini adalah tanggungjawab yang tidak akan berhenti sampai hari kiamat, dan yang akan mewarisi adalah para ulama dan santri. Para sahabat dan tabiin serta generasi umat Islam telah mengemban warisan Rasulullah sampai kepada kita. Dan hari ini tugas tersebut berada di tangan kita.
Kita sebagai pelajar dan santri mempunyai tanggungjawab belajar dan mengajar, setelahnya. Dai tidak terbatas pada umur, meskipun belia. Karena besarnya kedudukan santri di hadapan Allah.
Beliau mencontohkan, Imam Syafii telah menjadi santri di sekitar usia 7 tahun dan mulai mengajar di masjid di umur 14 tahun. Hingga suatu kali terjadi peristiwa unik, ketika beliau mengajar di suatu masjid yang penuh sesak di bulan Ramadhan. Di waktu Asar beliau minum di hadapan para pendengar yang menyesaki masjid. Beliau tidak berpuasa karena memang belum mencapai usia baligh, pada saat itu. Begitu pula yang terjadi pada Hasan dan Husein, cucu Rasulullah.
Terakhir, Syaikh Mahmud mendoakan agar para santri menjadi para pengajar agama yang baik, dan Islam yang hakiki, sebagaimana para dai generasi sahabat dahulu, bukan dakwah yang menyimpang dan merusak citra Islam. Beliau juga berpesan, sebagai pamungkas, agar para santri meneladani para kyai. Kyai yang menjatuhkan hati kita pada kecintaan terhadap mereka.
Kunjungan Syaikh Mahmud Syahadeh dan Syeikh Umar Dieb ke PP Bayt al-Hikmah merupakan rangkaian safari dakwah yang difasilitasi oleh Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) ke beberapa institusi dan pesantren di Indonesia. Alsyami secara rutin mendatangkan ulama-ulama Suriah ke Indonesia dalam rangka berdakwah Islam yang rahmatan lil 'alamin. (Alsyami/Njh)
Terakhir, Syaikh Mahmud mendoakan agar para santri menjadi para pengajar agama yang baik, dan Islam yang hakiki, sebagaimana para dai generasi sahabat dahulu, bukan dakwah yang menyimpang dan merusak citra Islam. Beliau juga berpesan, sebagai pamungkas, agar para santri meneladani para kyai. Kyai yang menjatuhkan hati kita pada kecintaan terhadap mereka.
Kunjungan Syaikh Mahmud Syahadeh dan Syeikh Umar Dieb ke PP Bayt al-Hikmah merupakan rangkaian safari dakwah yang difasilitasi oleh Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) ke beberapa institusi dan pesantren di Indonesia. Alsyami secara rutin mendatangkan ulama-ulama Suriah ke Indonesia dalam rangka berdakwah Islam yang rahmatan lil 'alamin. (Alsyami/Njh)
Advertisemen