Advertisemen
Semarang – Salah satu agenda dies natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo ke 46 diadakan kegiatan ziarah ke makam sembilan wali di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat ditambah Sultan Demak Raden Fatah. Ziarah ini diikuti oleh Rektor, Wakil Rektor, Kepala Lembaga, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Subbagian dan Pusat Kajian Islam dan Budaya Jawa (PPIJ). “Ada yang khusus dan tentu saja baru dalam kegiatan menyambut dies natalis kali ini, yakni ziarah ke makam para wali yang jumlahnya sembilan yang dikenal dengan wali songo” kata Prof Dr H Muhibbin MAg di sela-sela ziarah di Makam Sunan Muria Kudus (29/3/2016).
“Tentu tradisi ziarah tersebut perlu kita lestarikan di masa mendatang untuk sekedar mengenang sepak terjang mereka, sehingga kita akan mampu mewarisi kehebatan mereka” tegasnya.
Sebagaimana kita tahu bahwa para wali yang menyiarkan agama di tanah Jawa begitu terkenal, sehingga gaungnya pun tidak cuma berada di sekitar tanah air, melainkan juga sampai dikenal oleh dunia. Para peneliti dan tokoh Barat sangat heran dengan kiprah para wali tersebut, yang dianggap spektakuler dalam menyiarkan Islam di Jawa.
“Ziarah mempunyai maksud mengingat kematian, hal itu yang dikatakan oleh Nabi. Akan tetapi kalau ziarahnya khusus seperti ke Walisongo, tentu mempunyai maksud untuk mengingat jasa, sikap dan warisan mereka yang sangat mulia” imbuh Guru Besar Ilmu Hadis ini. Kesantunan dan kasih sayang Walisongo kepada siapapun, termasuk yang berbeda keyakinan, lanjut Muhibbin, menjadi hal sangat penting ditiru. Mereka tidak pernah menyinggung pihak lain, apalagi menyakitinya. “Nah itu yang ingin kita warisi dari mereka dengan aktifitas ziarah ini. Kita ingin keluarga besar UIN Walisongo dapat mengamalkan nilai-nilai yang diwariskan oleh para wali tersebut” katanya.
Justru menurut Muhibbin yang terpenting ialah bagaimana kita sebagai warga UIN Walisongo dapat memberikan kontribusi nyata dalam memajukan lembaga serta mengisinya dengan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat. Dan itu sudah rutin dijalankan dalam tugas tridharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Salah satu kegiatan penting lainnya dalam dies natalis kali ini ialah dzikir bersama untuk keselamatan seluruh warga dan UIN Walisongo dalam mengemban amanah mencerdaskan anak bangsa dan sekaligus membekali meereka dengan ilmu dan akhlak mulia.
Kita yakin bahwa kekuatan doa dan dzikir itu sangat dahsyat, meskipun masih banyak pihak yang meragukan hal tersebut. “UIN Walisongo dibangun juga dengan kekuatan doa tersebut. Prestasi yang sampai saat ini sudah diraih, tentu bukan semata-mata usaha jasmani semata, melainkan juga didorong oleh do’a yang dimohonkan oleh seluruh warga, terutama para pimpinannya. Bahkan kita sangat yakin jika bukan karena kekuatan do’a dankeputusan Allah, maka UIN Walsiongo masih dalam angan-angan semata.
Rangkaian dies natalis nantinya juga sebagaimana biasa akan menyelenggarakan dzikir bersama dan sekaligus juga penendatanganan MoU dengan Majelis Dzikir Al-Khidmah. Dan pada saat puncak peringatan dies natalis nanti seperti biasanya, akan menyelenggarakan rapat senat dengan agenda penyampaikan laporan tahunan Rektor dan orasi ilmiah.
Saat memimpin do’a ziarah Walisongo, Direktur Pascasarjana, Prof H Ahmad Rofiq MAg memohon keberkahan untuk kampus tercinta, berkah untuk semua civitas akademika dan manfaat untuk umat dalam 46 tahun mengabdi. Tetesan dan linangan air mata saat berada di depan makam Walisongo menjadi penanda bahwa kehadiran hamba yang dlaifhanya mampu meminta dan memohon pada Allah. “Rasa haru dan malu kepada para wali yang diziarahi itu ada, karena kita belum bisa seperti beliau para Walisongo yang gigih dan getol dalam memperjuangkan Islam di tanah Jawa dan Nusantara” tegas Rofiq.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dr H Sholihan MAg menyatakan bahwa agenda ziarah Walisongo semacam ini perlu diagendakan secara rutin menjelang dies natalis. “Kami berharap tahun depan sudah bisa menjadi agenda rutin dan semua civitas akademika bisa bersama-sama ziarah ke makam wali yang namanya dijadikan identitas kampus kita” tegas Sholihan.
Dan UIN Walisongo sudah menjalin kerjasama dengan pimpinan makam para wali yang tergabung dalam Paguyuban Pemangku Makam Auliya’ (PPMA) se-Jawa. Ketua PPMA KH Drs Nadjib Hassan turut serta menerima rombongan ziarah pimpinan UIN Walisongo ini saat berziarah ke makam Sunan Kudus. “Kami menyambut baik, iktikad baik Rektor UIN yang membuat agenda ziarah sebagai program rutin dies natalis” tegas Nadjib yang juga Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus.(Rikza)
“Ziarah mempunyai maksud mengingat kematian, hal itu yang dikatakan oleh Nabi. Akan tetapi kalau ziarahnya khusus seperti ke Walisongo, tentu mempunyai maksud untuk mengingat jasa, sikap dan warisan mereka yang sangat mulia” imbuh Guru Besar Ilmu Hadis ini. Kesantunan dan kasih sayang Walisongo kepada siapapun, termasuk yang berbeda keyakinan, lanjut Muhibbin, menjadi hal sangat penting ditiru. Mereka tidak pernah menyinggung pihak lain, apalagi menyakitinya. “Nah itu yang ingin kita warisi dari mereka dengan aktifitas ziarah ini. Kita ingin keluarga besar UIN Walisongo dapat mengamalkan nilai-nilai yang diwariskan oleh para wali tersebut” katanya.
Justru menurut Muhibbin yang terpenting ialah bagaimana kita sebagai warga UIN Walisongo dapat memberikan kontribusi nyata dalam memajukan lembaga serta mengisinya dengan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat. Dan itu sudah rutin dijalankan dalam tugas tridharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Salah satu kegiatan penting lainnya dalam dies natalis kali ini ialah dzikir bersama untuk keselamatan seluruh warga dan UIN Walisongo dalam mengemban amanah mencerdaskan anak bangsa dan sekaligus membekali meereka dengan ilmu dan akhlak mulia.
Kita yakin bahwa kekuatan doa dan dzikir itu sangat dahsyat, meskipun masih banyak pihak yang meragukan hal tersebut. “UIN Walisongo dibangun juga dengan kekuatan doa tersebut. Prestasi yang sampai saat ini sudah diraih, tentu bukan semata-mata usaha jasmani semata, melainkan juga didorong oleh do’a yang dimohonkan oleh seluruh warga, terutama para pimpinannya. Bahkan kita sangat yakin jika bukan karena kekuatan do’a dankeputusan Allah, maka UIN Walsiongo masih dalam angan-angan semata.
Rangkaian dies natalis nantinya juga sebagaimana biasa akan menyelenggarakan dzikir bersama dan sekaligus juga penendatanganan MoU dengan Majelis Dzikir Al-Khidmah. Dan pada saat puncak peringatan dies natalis nanti seperti biasanya, akan menyelenggarakan rapat senat dengan agenda penyampaikan laporan tahunan Rektor dan orasi ilmiah.
Saat memimpin do’a ziarah Walisongo, Direktur Pascasarjana, Prof H Ahmad Rofiq MAg memohon keberkahan untuk kampus tercinta, berkah untuk semua civitas akademika dan manfaat untuk umat dalam 46 tahun mengabdi. Tetesan dan linangan air mata saat berada di depan makam Walisongo menjadi penanda bahwa kehadiran hamba yang dlaifhanya mampu meminta dan memohon pada Allah. “Rasa haru dan malu kepada para wali yang diziarahi itu ada, karena kita belum bisa seperti beliau para Walisongo yang gigih dan getol dalam memperjuangkan Islam di tanah Jawa dan Nusantara” tegas Rofiq.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dr H Sholihan MAg menyatakan bahwa agenda ziarah Walisongo semacam ini perlu diagendakan secara rutin menjelang dies natalis. “Kami berharap tahun depan sudah bisa menjadi agenda rutin dan semua civitas akademika bisa bersama-sama ziarah ke makam wali yang namanya dijadikan identitas kampus kita” tegas Sholihan.
Dan UIN Walisongo sudah menjalin kerjasama dengan pimpinan makam para wali yang tergabung dalam Paguyuban Pemangku Makam Auliya’ (PPMA) se-Jawa. Ketua PPMA KH Drs Nadjib Hassan turut serta menerima rombongan ziarah pimpinan UIN Walisongo ini saat berziarah ke makam Sunan Kudus. “Kami menyambut baik, iktikad baik Rektor UIN yang membuat agenda ziarah sebagai program rutin dies natalis” tegas Nadjib yang juga Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus.(Rikza)
Advertisemen