Advertisemen
Waktu itu laksana pedang. Dia bisa membunuh dan juga melukai kita jika kita senantiasa tidak bisa memanfaatkannya. Oleh karena keberkahan - keberkahan dalam setiap waktu yang kita punya menjadi suatu yang amat berharga. Bisa jadi kita mempunyai banyak waktu, namun tak ada yang bisa dilakukan dalam banyak waktu tersebut. Hanya kesia siaan yang ada. Dilain pihak, bisa jadi waktu yang kita punya dirasa sempit, namun tanpa kita sadari ada banyak hal - hal manfaat yang bisa kita kerjakan dalam kesempitan waktu tersebut. Itulah keberkahan dalam waktu.
Dalam postingan kali ini, akan kami bagikan terkait waktu yang mana hal tersebut bersumber dari Habib Umar bin Hafidz, berikut ini:
Termasuk diantara kewajiban seorang mukmin adalah mengatur waktu-waktunya
بمعنى أن يكون مستعداً لاغتنامِها وتخصيص المخصوص منها بزيادةٍ في الإقبال على الله تبارك وتعالى والتزوُّد بزادِ التقوى
Dalam arti, hendaknya dia senantiasa mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan berharga dan memanfaatkan waktu-waktu tertentu dengan bertambah konsisten dalam beribadah serta menambah pundi-pundi bekal ketaqwaan kepada-Nya
فمِن جملةِ ذلك أن يكون فيها كثيرَ الذكر للرحمن. وأن يتحلَّى بحِليةِ الأدب مع الله عز وجل
Termasuk di antaranya dengan memperbanyak dzikir, dan menghiasi dirinya dengan adab (etika) kepada Allah 'Azza wa Jalla
ولنأخُذ ذلك من قوله تعالى في موسم الحج الكريم المبارك {الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللّهُ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى}
Marilah kita renungkan firman Allah berkenaan dengan musim haji:
Terjemahan:
"Haji adalah berada pada bulan-bulan yang diketahui. Maka barang siapa pada bulan-bulan tersebut melaksanakan ibadah haji, tinggalkanlah rafats (bercumbu dengan pasangan), perbuatan fasiq dan berdebat ketika berhaji. Kebaikan apapun yang kalian kerjakan niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah! Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa"
Advertisemen